IDENTITAS
BUKU/NOVEL:
1. Judul
Novel : Edensor
2. Pengarang : Andrea Hirata
3. Penerbit : Klub Sastra Bentang
4. Tahun
terbit : 2007
5.
Tebal buku : 306 hlm.
Sinopsis Buku Edensor
Salah satu yang
terlihat menonjol di Buku ketiga dari tetralogi Laskar Pelangi adalah ingatan
masa kecil dari tokoh utama sekaligus penulis buku ini, Andrea. Seperti saat
Andrea harus menentukan arah kemana Ia dan Arai harus berjalan karena saat itu
kompasnya ikut terampas oleh polisi di salah satu kota di Rusia. Saat itu Ia teringat kenangannya
bersama Weh, seseorang dari masa lalunya, yang pernah mengajari bagaimana
membaca rasi bintang yang sangat luas.ketika Ia bertemu dengan Imam masjid di
Austria yang berasal dari Afghanistan, dia teringat dengan tokoh di masjid
kampungnya, Taikong Hamim. Seorang tokoh agama di kampungnya yang telah membuat
dirinya harus mencari nama pengganti bagi dirinya sendiri.
Buku ketiga
dari tetralogi Laskar Pelangi ini menyuguhkan kepada pembaca, salah satu bentuk
pengalaman dari seorang Andrea Hirata. Kisah-kisah di dalamnya merupakan
simpul-simpul kejadian yang pernah Ia alami. Pendidikan, kisah romantisme,
serta penjelajahannya menjadi media bagi dirinya menjalani kisah cintanya.
Bagaimana semangatnya mencari A-Ling kemudian dia harus rela menerima hasil
dari semangatnya itu. Kemudian bagaimana Ia tiba di Edensor, dalam sebuah
perjalanan yang tidak direncanakan. Dan kejadian itu Ia jadikan simbol
pertemuannya dengan A Ling.
Dan sebagai
penutup dari resensi buku ketiga ini sebuah potongan kisah dari buku ini,
ketika Andrea dan Arai dalam perjalanan pulang ke paris setelah selesai
melakukan perjalanan sebagai backpacker,”Tapi aku tetap
merasa kesepian karena A Ling masih tak jelas rimbanya. Tak tahu lagi kemana
mencarinya. Hanya dari novel kenangannya aku dapat menemukannya. Kubuka lagi
novel lusuh itu, kubaca lagi keindahan desa khayalan Edensor untuk melipur
rinduku.
Jalan-jalan
desa menanjak berliku-liku dihiasi deretan pohon oak, berselang-seling di
antara jerejak anggur yang ditelantarkan. Lebah madu berdengung mengerubuti petunia.
Daffodil dan asturia tumbuh sepanjang pagar peternakan, berdesakan di
celah-celah bangku batu. Di belakang rumah penduduk tumpah ruah dedaunan warna
oranye, mendayu-dayu karena belain angin. Lalu terbentang luas padang rumput,
permukaannya ditebari awan-awan kapas…
Sebuah kata
wawancara menjadi sebuah undangan yang ditunggu-tunggu oleh Andrea dan Arai.
Berbekal ijasah SMA keduanya mulai merantau ke tanah jawa. Dua kali mereka
telah melakukan persiapan untuk menghadapi tes wawancara sebelum akhirnya
mereka diterima bekerja sebagai sales peralatan dapur [untuk yang terakhir ini,
mereka diterima bekerja tanpa tes wawancara sekalipun. Meski akhirnya mereka
dipecat karena angka penjualannya memalukan.
Kemudian,
Andrea diterima bekerja di sebuah kantor pos di Bogor sementara Arai bekerja
sekaligus kuliah di kalimantan. Andrea senang menjadi Pengatur Muda Pos,
wewenangnya adalah mencairkan wesel dengan nilai sampai seratus lima puluh
ribu. Dan itu sangat berarti baginya karena dengan kekuasaannya itu dia bisa
membantu para ahasiswa IPB yang miskin. Kemudian, setelah keduanya lulus
kuliah, mereka mengikuti tes beasiswa untuk mengambil S-2 ke Eropa. Dan, mereka
diterima di Sorbonne. Sebuah tempat yang belum pernah terbayangkan jauhnya.
Yang mereka tahu hanyalah waktu tempuh yang akan mereka alami.
Dan, Andrea
berusaha mencari A-Ling, kekasih hatinya yang telah terpisah sejak SMP untuk
berpamitan. Dan Arai berpamitan kepada Zakia Nurmala, cintanya yang bertepuk
sebelah tangan, melalui sepucuk surat.
Di tengah kehidupan
perkuliahan di Eropa, keduanya juga mengalami banyak pengalaman baru. Menjadi
orang yang berada ditengah persaingan mahasiswa luar negeri dirasakan sebagai
pengalaman yang mengasyikkan. Perjalanan-perjalanan indah telah mereka
ciptakan. Melakukan perjalanan di Eropa tanpa mengikuti paket pariwisata
menjadikan perjalanan mereka lebih menyenangkan. Hal baru telah menjadi sahabat
bagi semangat mereka berdua. Hingga keduanya melakukan perjalanan sebagai
backpacker mengelilingi dua benua sekaligus. Eropa dan Afrika. Menjadi artis
jalanan di berbagai tempat adalah buah hati bagi semangat mereka selama
melakukan perjalanan itu.
Hingga akhirnya
tibalah Andrea pada sebuah tempat yang dulu hanya bisa diceritakan oleh A-Ling
setelah membaca sebuah novel. Edensor. Tempat yang ingin dituju oleh kekasih
Andrea, seseorang yang telah menjadi bagian dari semangatnya.
Kehidupan masa
kecil di Belitong telah meninggalkan bekas yang mendalam bagi seorang Andrea
Hirata, tokoh utama sekaligus penulis buku ini. Pertemuannya dengan Weh,
seorang pelaut kapal kecil di kampungnya, telah membuat dirinya bangga sebagai
laki-laki, sebagai navigator alam. Bagaimana Iamengenang malam itu, malam
dimana Weh mengajarkan cara membaca petunjuk alam. Dengan menggambari langit,
Andrea terkagum-kagum kepada alam semesta.
Bagaimana Ia
harus mencari sendiri sebuah nama sebagai pengganti namanya yang harus diganti.
Dan Ia telah menemukan nama itu, mengadopsi nama seorang wanita Italia, Andrea
Galliano yang mengancam bunuh diri apabila Elvis Presley tidak membaca
suratnya. Dan tahukah Anda dimana dia menemukan nama itu? Nama itu tertulis
pada sebuah artikel di majalah yang Ia baca.
Pengalaman – pengalaman di atas adalah beberapa mimpi yang telah dialami oleh
seorang Andrea Hirata. Bagaimana Ia teringat pengalaman masa kecilnya ketika
dia menjadi seorang backpacker. Baginya, pengalaman masa kecil di sebuah
kampung di Belitong telah membawa dirinya menikmati menjadi seorang backpacker
di daratan Eropa dan Afrika.
Dan kecintaanya
pada seorang wanita keturunan cina, Njoo Xian Ling juga turut Ia bawa serta
dalam perjalanan itu. Kemana-mana Ia akan menemui seseorang yang bernama A Ling
yang telah Ia dapatkan melalui internet. Itu semua Ia lakukan demi menghabisi
rasa penasarannya dimana A Ling berada, seperti apakah A Ling kini.
Keinginannya bertemu A Ling dihidupi oleh kenangan indah pada saat Ia menaiki
komedi putar bersama A Ling dan sebuah buku, kado dari A Ling.
Dan pada
akhirnya, pada sebuah perjalanan di Inggris yang tidak Ia rencanakan, dirinya terpaku
pada suatu lukisan hidup, seperti lukisan yang ada di buku novel, kado dari A
Ling. Andrea telah berada di sebuah tempat bernama EDENSOR, Inggris.
ULASAN:
Kelebihan (menurut saya) :
1.
kemampuan
penulis menggambarkan tokoh-tokoh dalam novel Edensor yang dapat sangat kuat
sehingga membuat pembaca terbawa dalam cerita ini.
2.
Dan novel ini
juga dapat membawa pembaca seakan-akan mengalami sendiri pertiwa-peristiawa
yang terjadi di novel ini.
Kekurangan:
1.
banyaknya
istilah-istilah dan kalimat-kalimat yang sulit dimengerti oleh pembaca, seperti
pada istilah Gracias senor dan la niege au sahara.
2.
Dan pada
kalimat "Aku ingin menghirup berupa-rupa pengalaman
lalu terjun bebas menyelami labirin lika liku hidup yang ujungnya tak dapat
disangka.
Itu resensi novel, terima kasih.

No comments